Rabu, 27 November 2013

*Perasaan yang dusta

Berapa kali kita merasa lebih baik hanya karena kita sekolah/kuliah di tempat yang lebih terkenal dibanding orang lain? Berapa kali kita merasa lebih unggul hanya karena kita mengenyam pendidikan di tempat yang lebih prestius dibanding orang sekitar?

Berapa kali kita merasa lebih baik karena harta yang kita miliki, karya yang kita hasilkan, posisi atau jabatan yang kita punyai? Belum lagi berapa kali kita merasa lebih oke karena pekerjaan, profesi, penghasilan, atau bahkan rumah yang kita tinggali, mobil yang kita naiki? Dan berapa-berapa kali kita merasa lebih atas dibanding orang lain karena aktivitas, organisasi, tempat, pengajian, pakaian, dsbgnya yang kita ikuti?

Tentu saja tidak usah dijawab. Simpan saja masing2. Hal-hal seperti ini biarkan saja jadi rahasia masing-masing.

Nah, orang-orang yang beruntung, setiap kali terbersit perasaan itu, maka dia bergegas mengusirnya pergi. Menyesal. Amat menyesal. Orang-orang yang merugi, membiarkan saja perasaan itu muncul, bahkan menunjukkannya dengan jelas agar orang lain tahu dia memang lebih baik. Dan ajaibnya, bukan ditunjukkan di rumah sendiri, di lingkungan sendiri dengan konsumsi terbatas, tapi datang ke rumah orang lain, tiba-tiba nyeletuk bilang kalau dia 'lebih baik'.

Inilah yang diseut 'perasaan yang dusta'. Setiap kali hal itu muncul, kita sebenarya sedang berdusta pada diri sendiri. Maka semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung, tidak apa hal itu sering muncul, tapi segera usir jauh2 saat terlintas. Usir jauh-jauh, seperti kita sedang merasa jijik sekali dengan hal yang memang menjijikkan

repost dari page fb darwis tere liye

0 comments:

Posting Komentar

© Free Like a Swallow 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis