Untuk yg muslim ya..
Kalau kata banyak motivator-motivator, salah satu cara untuk mencapai suatu tujuan atau goal adalah dengan mempelajari model. Model di sini pun tentunya sesuai dengan tujuan masing-masing. Misalkan kalau kita ingin menjadi pemain sepak bola yang jago seperti messi atau Ronaldo, ya sudah, kita tinggal tiru langkah-langkah apa , latihan apa, tindakan apa yang mereka lakukan,seberapa banyak, seberapa keras, waktu yg dikorbankan sampai mereka menjadi sejago itu. Yah, meskipun tidak mungkin sama persis , minimal medekati lah, mungkin.
Metode ini pun konon katanya digunakan bangsa jepang untuk bangkit dari keterpurukannya setelah kalah perang, sampai bisa sehebat ini. Intinya, tiru , perbaiki, dan modifikasi. Tentu saja yg ditiru, bukan hanya langkah-langkahnya, cara-caranya saja, namun juga pola pikir, cara berpikir orang yg ditiru sampai mereka bisa menghasilkan langkah-langkah, tindakan yg hebat, yg bisa membawa mereka kpda hasil yg diinginkan.
Nah, karena saya juga belum tau banget metode meniru model yg benar, yg kongrkrit tuh bagaimana,biar sukses,maka bukan itu yg ingin saya smpaikan, mungkin banyak cara2nya yg bisa di dapatkan dari buku2, pelatihan, atau seminar2.
Yang ingin saya smpaikan di sini adalah sebagai muslim, ternyata dalam agama kita Allah SWT pun sudah menyiapkan kita model, seorang teladan , uswatun hasanah, tidak lain dan tidak bukan adalah Rasulullah SAW.Rasulullah adalah model yang sempurna yg dapat kita tiru akhlaknya, kepribadiannya, dalam rangka menggapai tujuan utama kita hidup di dunia ini, yaitu menggapai ridha Allah SWT.
Soal teladan atau idola, pada jaman sekarang, saya yakin banyak sekali orang-orang hebat di sekeliling kita yang dapat kita tiru perilakunya sesuai tujuannya masig2, namun seorang penulis pernah memberitahu saya, kalau kita seorang muslim, seharusnya jangan sampai teladan kita yang paling pertama, yg paling utama bukanlah Rasulullah SAW.Pokonya yg pertama harus Rasulullah SAW
Karena begini, sebagai seorang muslim, apa sih tujuan kita hidup?apa sih yg kita tuju?, jawabannya adalah Ridha Allah SWT, yang kalau kita dapatkan akan membawa kita ke tujuan akhir, yaitu Surga.Semuanya pasti ingin masuk surga, kan?. Nah itu salah satu alasannya kenapa kita harus mejadikan Rasulullah sebagai teladan utama kita.Karena setau saya, Rasulullah adalah manusia yang telah dijamin masuk surga oleh Allah SWT.
Logis kan kenapa harus Rasulullah sebagai teladan kita yg utama? Karena kalau kita menjadikan model yg paling utama selain Rasulullah, toh orang yg kita tiru belum tentu juga diridhai Allah SWT,belum tentu jga dijamin langsung masuk surga kan.Sedangkan Rasulullah pasti langsung masuk surga, karena Allah SWT pasti ridha juga kepadanya. Nah , meskipun kita tidak mendapat cobaan seberat rasulullah, tidak sesabar, dan akhlaknya tidak seindah rasulullah, kalau kita menjadikanya sebagai model utama kita , sebagai teladan utama kita, insya Allah jalan dalam menggapai Ridha Allah SWT, dalam menuju surganya,sekali lagi jalannya ,insya Allah sudah lurus, ga belok-belok lagi.
Tentu saja tidak mengapa kalau kita jadikan orang2 sekitar kita yang kita anggap baik dan benar sebagai teladan kita, namun tetap yg harus kita jadikan teladan yang paling utama,sebagai muslim adalah Rasulullah SAW. Nah, karena kita tidak hidup di jaman di mana Rasulullah masih hidup,tidak melihat langsung, adalah sangat penting kita “membaca” ,menelusuri sejarah , biografinya, bagaimana akhlaknya, kesehariannya, dll.
Setelah tau? Lalu apa lagi, kalau mengutip kata dari dosen saya, informasi itu kekuatan, namun belum menjadi sebenar-benarnya kekuatan sampai informasi itu ditindaklanjuti.Tahu saja ga cukup.Knowing the path is different than Walking the path, tahu kan maksud saya? Nah karena kita manusia, tempatnya salah dan lupa, sering malas dan menunda,maka sepertinya akan lebih baik kalau kita saling ngasih tau, saling mengingatkan satu sama lain.biar asik,biar hidup lebih fullfill, biar ga seneng sendiri doang.Mungkin begitu..
*firman fakhri
30 Desember 2013
Senin, 30 Desember 2013
Kamis, 12 Desember 2013
Ibadah dan Ridha Allah
Untuk yg muslim yaa..
Sebagai muslim , kebanyakan kita mungkin sudah tahu apa tujuan kita diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini, kalau lupa akan saya bantu ingatkan, hal tersebut tertulis dalam surat Ad-Dzariyaat ayat 56 yang artinya sebagai berikut
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)
Sebenarnya sangat menarik kalau kita telaah lagi kalimat dalam ayat tersebut, dalam ayat tersebut Allah SWT tidak mengatakan “Aku menciptakan jin dan manusia supaya mereka beribadah kepada-Ku” tapi menggunakan dua kalimat negasi yaitu “tidaklah” dan “melainkan”,yang artinya apa? Artinya kita diciptakan di dunia ini hanya dan untuk hanya beribadah kepada Allah SWT.ingat, hanya dan untuk hanya. Tidak ada tujuan lain selain beribadah kepada Allah SWT.
Lalu apa pengertian ibadah? Ibadah memiliki asal kata “abdu” atau “abdi” dari bahasa arab. Dalam bahasa Indonesia pengertian secara harfiahnya adalah menyembah. Jadi ibadah pengertiannya adalah menyembah kepada Allah SWT.Namun , tentu saja ibadah tidak bisa kita artikan dalam sesuatu hal yang bersifat sempit seperti ibadah ritual saja. Ibadah dalam hal ini bagaimana kita melakukan segala sesuatu , segala aktivitas dalam hidup kita karena Allah, sepanjang sesuai dengan aturan agama, sesuai Al-qur’an dan hadits.
Namun seorang teman pernah berkata pada saya, biasanya kita beribadah untuk mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya dan beribadah hanya karena takut masuk neraka dan pasti kita inginnya masuk surga. Apakah hal ini benar? Saya pikir tadinya mungkin tidak apa-apa, karena memang kecenderungan manusia adalah mencari kenikmatan dan menghindari kepedihan. Dan bukankah dalam agama kita diajarkan kalau timbangan pahala, kebaikan kita lebih berat dari keburukan, kita akan masuk surga.
Saya pikir tidak apa-apa tadinya,tapi seorang teman memberikan nasihat lagi, biasakanlah mindset kita dalam beribadah tidak hanya sekedar ibadah tok, tidak hanya sekedar ingin imbalan berupa pahala dan surga, tapi mindset yang harus kita utamakan pertama kali dalam beribadah tidak lain dan tidak bukan adalah hanya untuk mencari Ridha Allah SWT.
Ya , Ridha Allah SWT.Pertanyaannya sekarang, apa itu Ridha?. Saya akan kutip dari tulisan Abu Marlo dalam bukunya, “entepreneurship hukum langit” . “Ridha artinya disukai. Artinya ketika ingin mendapatkan Ridha Allah, kita harus senantiasa menjadi hamba yang selalu Allah suka. Harus selalu mulia di mata Allah sehingga apapun bentuk kegiatannya Allah akan senantiasa menyukai kita”
Saya pikir hal ini sangat logis.Karena coba kita pikir,kalau niat utama kita yang pertama adalah hanya sekedar ibadah, seringkali kan kita setelah ibadah lalu merasa sudah mendapatkan pahala, padahal bisa jadi Allah tidak suka dengan apa yang kita kerjakan, kalau Allah tidak suka bagaimana mungkin kita dapat pahala, bagaimana mungkin juga masuk surga.
Namun lain halnya kalau mindset kita yang utama adalah mencari keridhaan Allah SWT
Pertama,kalau mindset kita adalah mencari keridhaan Allah, kita akan selalu meng-eveluasi diri kita sendiri, selalu introspeksi, “bener ga ya aktivitas yang saya lakukan ini disukai Allah?”, “bener ga ya yang saya lakukan sesuai dengan aturan agama?, “sudah benar belum ya, sholatku hari ini?”
Kedua, kalau mindset kita adalah mencari keridhaan Allah, efek dari yang pertama, kita akan terus termotivasi untuk belajar, untuk selalu “membaca” , untuk selalu mencari ilmunya, apakah ibadah , aktivitas yang kita lakukan sudah sesuai aturan agama, sesuai dengan syariat. Karena segala sesuatu harus berdasarkan ilmu. Agama pun mengajarkan bahwa kita dilarang mengikuti sesuatu tanpa ilmunya.seperti yg tertulis dalam surat Al Israa ayat 36
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” .(Q.S. Al Israa (17) : 36)
Karena itu, “membaca”, mencari ilmu itu sangat penting. Hal yang paling saya takutkan adalah ketika saya mengira saya sudah berbuat baik , namun ternyata salah di hadapan Allah SWT. Karena itu baik saja tidak cukup, harus benar, efektif dulu baru efisien. Peringatan ini tertulis dalam surat Al-Kahfi ayat 103-104
“Katakanlah: Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?.Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya “( Q.S Al-Kahfi (108) :103-104)
Ketiga, yang sangat penting juga, kalau mindset kita selalu mencari keridhaan Allah,insya Allah kita akan terhindar dari sifat sombong. Sering kan kita merasa lebih baik, lebih hebat, dari orang dalam hal ibadah, atau mungkin riya dalam ibadah.Nah, kalau mindset kita mencari Ridha Allah, kita akan senantiasa berpikir, contohnya seperti “sudah benar belum ya sholat saya hari ini?”sudah sesuai syariat belum ya?aduh tadi saya sholat hanya karena ingin dilihat , dipuji orang atau ga ya?”
Nah, pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan selalu membuat kita ingat bahwa kita ini manusia, tempatnya salah dan lupa, dan hal ini akan membuat kita tidak merasa lebih baik dari orang lain, selalu rendah diri di hadapan Allah SWT, selalu meminta ampun, selalu beristighfar setiap hari. Bahkan Rasulullah pun yang sudah dijamin masuk surga selalu beristighfar setiap hari bukan?
Jadi intinya dari semuanya adalah Ridha Allah SWT. Bagaimana agar Allah SWT selalu menyukai kita, Kalau Allah sudah menyukai kita, bukan hanya pahala, bahkan surga pun akan kita dapatkan, bukan?.Amiiin, Insya Allah.
Firman Fakhri
12 Desember 2013
Kamis, 05 Desember 2013
Sepucuk Surat dari Soe Hok Gie dan idealisme
Soe hok gie adalah salah satu tokoh pergerakan pemuda pada tahun 1960-an. Dia juga merupakan seorang penulis dan juga seorang pencinta alam. Bagi saya, dia merupakan salah satu tokoh idealis, yang teguh memegang prinsip-prinsip yang diyakininya, walupun konsekuensinya sampai ditinggalkan teman-temannya. Hal ini disampaikan melalui surat yg ditulis olehnya kepada temannya, Riandi, tertanggal 10 Oktober 1967.
Begini isi suratnya yang saya ambil dari buku “Soe Hok Gie…sekali lagi” pada hal.337
“ Muchtar Lubis bilang pada saya, bahwa kalau seseorang memilih jalan jujur, hidupnya akan berat sekali. Dia akan kesepian, dijauhi kawan dan dibenci banyak orang. Mungkin sampai kita mati, kita akan terus seperti ini.Beranikah kita berdiri sendiri? Kalau kita berani, majulah menuju dataran yg sepi dan kering. Tapi di sana ada kejujuran. Terus terang saja, kadang-kadang saya takut sekali. Tapi selama saya bisa mengatasi ketakutan, saya akan maju terus.Sampai akhirnya saya patah. Kadang-kadang saya bertanya, mengapa saya dilahirkan sebagai orang keras kepala dan sombong?”
Saat membaca surat tersebut, banyak paradoks yang muncul di kepala saya. Apa benar kalau kita hidup jujur, memegang teguh prinsip2 hidup yg baik , yg universal sesuai hati manusia, hidup kita akan berat. Bukankah kalau seperti ini yang akan mendukung langsung kita adalah Tuhan dan seluruh alam semesta?
Namun, soe hok gie pasti mempunyai alasan kenapa dia menulis surat seperti itu, mungkin sesuai pengalaman hidupnya. Tiap tulisan, pendapat, pasti memiliki keabsahannya masing-masing tergantung konteksnya, bisa jadi mengandung kebenaran juga. Dan kalau dipikir lagi, ternyata banyak contohnya dalam kehidupan sehari-hari kita sekarang, seorang yang jujur dan idealis, namun tidak disenangi orang.
Kita ambil contoh dalam kehidupan seorang akademisi sehari-hari, yaitu contek mencontek. Dalam hal ini contek mencontek saat ujian. Jujur, saya pun kadang melakukan ini pada waktu masa sekolah atau kuliah, sampai sekarang. Makanya , di sini saya Cuma mau menuangkan uneg-uneg, sampah-sampah pikiran yg ada di kepala saya, biar tidak lupa.bukan untuk sok2 menasehati.
Oke, jadi ngaku sajalah kita selama sekolah dan kuliah pasti sering contek mencontek saat ujian. Atau okelah kita tidak mencontek, tapi kita sering memberikan jawaban, tidak saling mengingatkan dan saling melindungi.
Tapi ayolah, kita pasti tau ini tidak benar, ya kan, dan alasannya pasti kita juga sudah tau. Waktu kecil pun, di SD pada saat jaman saya dulu( ga tau kalo sekarang) kadang saya dan teman masih takut nyontek saat ujian walaupun tidak diawasi guru. Pertanyaannya, mengapa sekarang (saat sma atau kuliah) kita menganggap menyontek itu seperti hal yg biasa saja, hal yg lumrah, makanan sehari-hari, padahal kita tahu itu salah, kenapa?
Jawabannya yg pertama, ya mungkin karena dibiasakan, kedua, karena kita terbiasa berpikir kalau banyak orang yang melakukannya, maka hal itu adalah hal yang wajar, padahal yang dilakukan kebanyakan orang belum tentu benar.dan yag ketiga , karena kita tidak mengingatkan satu sama lain.
Mengenai point ketiga yang diatas, mereka yg berani mengingatkan,menurut saya , merekalah orang-orang idealis yang memegang teguh prinsip kebenaran dalam hal sekecil apapun. Salah ya salah, benar ya benar.Tapi sudah sangat jarang kita menemukan orang yag berani radikal seperti itu. bagaimana tidak, kalau ketika dia mengingatkan dia harus siap dicibir, dijauhi, ya ga sih?pada jaman sekarang,gimana perasaan kita kalau ada temen yg menegur kita mencontek, atau misalnya ga memberikan jawaban saat ujian, mungkin jawabannya seperti ini,“aaah , ga asiik lo” atau “sok-sok-an banget lo”,”pelit lo”, yah walaupun ga diucapkan, mungkin dalam hati kita sering terbesit pikiran seperti itu.
Tapi ayolah, kita butuh orang-orang idealis, apalagi di jaman seperti sekarang ini, kita butuh orang yg memiliki pemahaman yg benar, dan berani mengingatkan satu sama lain.
Karena begini, sedikit banyak kelakuan kita selama ini pasti dari kecil sampai sekarang, mendapat pengaruh dari orang lain, mendapat stimulus dari orang lain, sadar tidak sadar kita menjadikan model orang2 di sekitar kita sebagai karakter kita. Contohnya waktu kita kecil, model utama kita adalah orang tua kita. Pemikiran kita pun begitu, sadar tidak sadar pasti meniru dan mencontek pemikiran dari literatur2 yg pernah kita baca, oleh karena itu pula kita harus menyebutkan sumber referensi dalam suatu karya .
Nah sekarang coba bayangkan yg terjadi kalau di sekeliling kita tidak ada orang yg idealis? Tidak ada orang yg memiliki pemahaman yg benar dan tidak saling mengingatkan. Bayangkan yang ada kita hanya dikelilingi oleh kebanyakan orang2 yang bermaksud baik namun ternyata salah. Kita kehabisan teladan.Satu orang idealis melawan banyak orang yg memiliki pemahaman yg kurang benar. Apa yang akan terjadi?
Menurut pemahaman saya yg terbatas, yang akan terjadi adalah kita jadi tidak bisa membedakan dan merasakan mana hal-hal yg baik dan mana hal-hal yang salah, padahal logika tau.Yang salah dianggap biasa-biasa saja. Nilai-nilai kebenaran semakin tidak jelas. Dan akibatnya, pemahaman kita ini terwariskan oleh generasi2 di bawah kita, karena sadar tidak sadar , kita adalah model bagi generasi di bawah kita, dan sadar tidak sadar, kita juga pasti meniru dan meneladani generasi di atas kita. Karena itu , keberadaan orang-orang idealis ini sangatlah penting, tapi tentu saja, idealis di sini orang2 yg memiliki nilai2 kebenaran yang universal, sesuai hati manusia.Bukan idealis menurut pemikirannya sendiri.
Alasan lainnya,Saya yakin kebanyakan orang pasti baik, niatnya baik, namun belum tentu benar. Karen a itu , jangan langsung mencibir orang2 yg kelihatannya sok menasehati, karena boleh jadi dalam kata2nya mengandung kebenaran.Kita butuh orang2 yg selalu memberikan teladan baik. Kita butuh orang idealis. Kalau kata bang tere liye begini "kalau kita tidak bisa ikut golongan yg memperbaiki, minimal jgn ikut golongan yg merusak".minimal ga usah mencibir orang2 yg selalu mengingatkan dalam kebenaran. Terima aja kalau dirasa kita memang salah.
Dan untuk orang2 yg lebih tua, lebih paham, memang tugasnya untuk mengingatkan,sayangnya saya sering mendapatkan tren pembicaraan ini di sekitar saya, “ah, anak2 jaman sekarang payahh, manja2, beda dengan jaman kita dulu”, mungkin memang benar,tapi jangan sampai kita merasa lebih baik karena hal itu,ayolah kita coba berpikir, kita yg lebih tua juga turut andil dalam memberikan hal2 yg kita sebut tidak baik itu kepada generasi di bawah kita, agama pun mengajarkan kita untuk tidak merendahkan suatu golongan, karena boleh jadi, yg kita rendahkan itu lebih baik daripada kita.
Mengenai hal-hal yg sudah dituliskan di atas, saya takut akan beberapa hal. Saya takut saya tidak bisa membedakan mana hal2 yg benar dan hal2 yg mana yg salah, saya takut mengira saya sudah berbuat baik, namun salah di mata Tuhan. Saya takut memberikan efek2 yang tidak baik, memberikan teladan yg tidak baik kepada adik2 saya, saya takut ditanya Tuhan “kenapa kamu apatis , padahal kamu paham”?
Dan sayangya, seringnya, hal2 yg saya takutkan , justru itu yg terjadi, jujur dan maaf kalau soal menyontek di atas, saya sama aja, masih sering, masih menganggap itu hal yg lumrah , hal yg biasa, apalagi kalau soal kepedulian, mana ada, saya masih apatis banget,masih egois, masih munafik,masih sering memikirkan diri sendiri, susah sekali tcooy menjadi orang2 idealis,jadi please banget, tolong banget, selalu ingatkan saya juga dalam hal2 yg benar.makasih
Bagi yang mau tau info dan rating bukunya :https://www.goodreads.com/book/show/7299756-soe-hok-gie-sekali-lagi
Firman Fakhri
5 Desember 2013
Selasa, 03 Desember 2013
Masa kecil
Masa kecil menurutku sangat indah
Aku masih ingat masa kecilku, waktu itu , aku main apa saja yg bisa dimainkan dengan teman2 sekomplek dekat rumah,
main gundu, dengan taruhan kelereng masing2, yg kalah kelerengnya diambil
main galaksing depan rumah sambil ketawa cekikikan
main permainan sepanjang masa anak2,tak jongkok dan tak umpet
main kuda tomprok di halaman rumahku sehabis sholat jumat, saking berisiknya, sampai2 bude pri, ibu tetangga sebelah rumah datang marah2
nangkap belalang untuk dimasukkan di botol
setiap sore bermain bola di depan lapangan masjid al hidayah dekat rumahku atau di lapangan biru di komplek rumahku.bermain sampai kadang2 hampir menjelang maghrib sehingga aku pun kena marah orang tuaku,ikut kejuaran futsal komplek dengan timku, bayu, reyhan, varez, ardi,alfian, detri, ridho,adon,eqi, sapta, masih ingat kan?
Bermain sepeda , kejar2an, salip menyalip sambil mengejar telap (istilah layangan putus),sampai hampir mau nabrak tiang
Waktu sholat di masjid becanda cekikikan sampai dimarahi pak ahmad, main sabet sarung di sela2 ceramah sholat tarawih saat bulan ramadhan,
Jajan sembarangan , dimarahin,habis itu jajan sembarangan lagi,di marahin lagi , haha
Masa kecil itu indah
Sangat berbeda dengan orang dewasa, yg mungkin terlalu kaku,terlalu gengsi, mementingkan ego,terlalu pintar berasumsi,yg pintar beralasan, setidaknya itu yg kualami. Namun pasti bisa ko, orang dewasa dengan segala kepintarannya, namun tetap memiliki hati yg tulus seperti anak-anak. Pasti bisa,dengan segala pengalaman hidupnya, namun2 nilai2 positif yg dimiliki semasa kanak-kanak tetap terjaga. mudah-mudahan.
Firman fakhri
3 Desember 2013
Langganan:
Postingan (Atom)