Sabtu, 24 Januari 2015

Sejuta bait

Sejuta bait tertulis hanya untukmu
Sejuta inspirasi muncul karenamu
Sejuta lagu cinta di ciptakan bertemakan-mu
Sejuta rayuan gombal dilontarkan hanya untuk mendapatkanmu
Sejuta waktu dicurahkan hanya untuk memikirkanmu
Sang raja penguasa pun mungkin bisa takluk tak berdaya, menjadi budak kecantikanmu

Wahai wanita, kau diciptakan indah, lebih indah kalau dibalut pribadi yang menawan
Kau juga sangat mulia, karena kau adalah kaum dari jenis ibu kami sendiri, yang kami cintai
Agama pun memetaforakan surga di bawah telapak kaki kaummu
Tanpamu, dunia hampa, namun harap diingat jagalah selalu dirimu
Sikap dan tubuhmu, jiwa dan ragamu

Karena hampir semua laki-laki, otaknya sama semua
Kecuali yang pandai mengendalikan diri
Karena, dunia laki-laki bisa sangat tidak produktif karenamu,
Namun, bisa juga sangat produktif karenamu, asal tempatnya sebagaimana mestinya

-Bandung, Januari 2015-

Rindu

Bolehkah hamba rindu, ah tak mengapa nampaknya
Hak semua,apa jadinya kalau perasaan harus berbayar
Huh! bisa bangkrut aku hanya untuk berbayar merindu padamu
Yah rindu kan hanya sebuah rasa
Tapi kalau untuk mendapatkanmu seutuhnya, hanya rasa saja pun tak cukup
Harus ada aksi, dan materi, dibalut dengan jiwa yang kokoh

"Pak ,boleh anak Bapak saya lamar...?" minimal itu kali ya haha

Senin, 19 Januari 2015

KERJA, KERJA, KERJA...

Kalau tidak ada pembantu rumah tangga, mungkin kita akan capek sehabis pulang kerja masih harus Mencuci baju, piring, menyanyapu dan mengepel. Kuli bangunan, kalau tak ada mereka, mungkin kita tak akan punya rumah dan gedung-gedung tinggi di kota.

Bayangkan jika tak ada profesi tukang kebersihan, mungkin kita bakal ilfeel sama lingkungan sekitar kita karena banyak sampah walau sebenarnya kita sendiri penyebabnya. Kalau tidak ada petani? kita tidak akan bisa menikmati lagi nasi yang sehari-hari kita makan, juga bahan-bahan dasar dari lauk pauk dan sayuran yang sering kita makan.

Beberapa hal di atas adalah contoh pekerjaan , walaupun mungkin tidak menjadi cita-cita kaum kelas menengah seperti kita, tapi kalau tidak ada mereka, aduh, mungkin hidup kita bakalan lebih repot, beda cerita kalo di masa depan yang barangkali nanti  semuanya serba otomatis.

Intinya saya mau bilang, saya selalu kagum dengan orang yang mengerjakan sesuatu  yg manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat,apapun itu pekerjaannya.Yah, tidak hanya contoh di atas, hampir semua pekerjaan itu bermanfaat-Polisi , Pejabat, Anggota DPR, Presiden, Ilmuwan, Karyawan, Pedagang, Buruh- selama dijalankan dengan sungguh-sungguh, selama memberi manfaat.

Bekerja berarti mengerjakan/melakukan sesuatu hal. Apakah itu? Ya apa saja,dan seiring perkembangan zaman, hal-hal yang kita kerjakan diketagorikan menjadi suatu profesi atau pekerjaan. Mengenai bekerja , menurut saya, ada dua pola pikir yang penting...

Pertama, kita bekerja untuk memberi manfaat pada orang lain. Turut menjadi bagian yang memberi kontribusi kongkrit yang berguna bagi keberlangsungan hidup masyarakat, baik hal kecil maupun hal besar. Baru setelah kita memberi manfaat/kontribusi , kita mendapatkan feedback berupa alat tukar yang berlaku dalam masyarakat atau yang kita sebut uang.

Manfaat/kontribusi apa yang sudah kita berikan, baru setelah itu uang,ini penting. Karena kalau pola pikirnya tidak seperti itu, bekerjanya  tidak sungguh-sungguh. Seperti yang mungkin kita sering alami, pelayanan pubik yang sering telat, birokrasi yang berbelit-belit, ketidakramahan dalam melayani, entah kenapa ,  apa mentang-mentang gajinya tetap? Walaupun gaji tetap, tapi orang lain kesal , ya sayang banget lah.

Kedua, kita bekerja untuk menghindari ketergantungan dan menjadi beban bagi orang lain. Uang yang kita dapat dari hasil kontribusi kita, bisa kita pakai minimal untuk kebutuhan primer kita sendiri, untuk makan, pakaian, dan tempat tinggal. Baru setelah kebutuhan primer kita dan keluarga terpenuhi, kita bisa turut ambil bagian membantu orang-orang yang kurang beruntung. Karena seperti prinsip rescue, selamatkan diri sendiri baru orang lain. Kalau mau menyelamatkan orang tenggelam, pastilah kita harus dapat berenang terlebih dahulu.

Kesimpulan, Meletakkan manfaat di atas uang itu penting, karena kalau pikiran saya hanya, setelah lulus kuliah, kerja di perusahaan terkenal, gaji besar, kuliah &tamasya di luar negeri, tanpa memikirkan pekerjannya bermanfaat atau tidak, tepat sasaran atau tidak, “yang penting saya senang”, ya apa bedanya sama cita-cita para koruptor? Yah, walaupun  tidak jadi koruptor kelas kakap, kalau niatnya tidak di tata ulang, minimal sudah jadi calon koruptor kelas teri. 

Tangerang,  13 Januari 2015

*ditulis saat sedang kesal ke salah satu pelayanan publik di kota saya

© Free Like a Swallow 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis