Minggu, 16 November 2014

Aku ingin

Kalau ada hal yang kuinginkan saat ini selain hujan, buku-buku novel sastra klasik, kumpulan majalah donal bebek edisi lama,mobil jeep , hal itu adalah dirimu, dengan segala keberadaanmu di sini. Namun ternyata ada hal lain yang lebih kuinginkan saat ini , yaitu berdiri kokoh di atas kakiku sendiri. Karena saat ini aku masih buah yang bergelantung pada pohon, dan bukan pohon itu sendiri yang bisa memberikan tempat berteduh yang nyaman. Dan pemicuku utamaku untuk bisa berdiri di atas kakiku sendiri sayangnya bukan kau, tapi Tuhan,mamak dan bapakku. Namun aku tak bohong dan ini bukan gombal kalau aku bilang, “aku ingin kau”.

Duuh kadang2 pengen muntah gue klo nulis yg beginian , sbnernya nulis gini iseng doang hhaha

November 2014

Suasana (1)

Segelas teh tawar hangat, dengan majalah tempo di tangan sangat cocok untuk menikmati waktu yang sendu menurutku , saat ini. Sendu karena habis hujan, masih aga mendung, dan udaranya sangat segar karena efek kimiawi percampuran tanah dan air hujan yang menghasilkan bau, bau hujan kusebutnya. Kutambah pemicu dramatisasi suasanaku dengan ku ambil headset dengan kuputar  lagu “The carpenters- close to you” di dalamnya. Dan, tiba-tiba saja, wajahmu melintas dalam benak, si nona bunga bakung putih, begitu aku memetaforakannya, yang tentu saja bukan siapa-siapaku saat ini.

Senin, 10 November 2014

BLUSUKAN

Kalau saya beli baju mungkin saya akan lebih puas kalau beli sendiri dibandingkan kalau saya nitip dibelikan,soalnya meminimalisir kalo misalnya bajunya tidak pas untuk saya karena ukurannya kebesaran atau kekecilan, atau modelnya saya kurang suka. Walaupun kalo dibelikan tidak menutup kemungkinan bahwa bajunya cocok untuk saya. Tapi dengan memilah milih sendiri rasanya lebih puas dan lebih objektif saja.

Hal yang sama mungkin berlaku untuk “blusukan” untuk pejabat, bahkan untuk pejabat setingkat menteri. Kalo ngeliat sisi positifnya dengan melakukan “blusukan”, pejabat bisa melihat kondisi real permasalahannya di lapangan seperti apa, dengan begitu “feel” pengambilan keputusannya akan lebih terasa dan mungkin akan lebih objektif. Dibandingkan jika si pejabat hanya terbiasa menerima laporan dari staffnya, bisa jadi ia diperdaya oleh staffnya atau bisa jadi staffnya lengah. Tugas blusukan Saya rasa, sekali-kali tak apalah , bahkan  mungkin harus, untuk  pejabat melakukan blusukan  namun dengan porsi yang tepat.

Soal pejabat tersebut melakukan pencitraan atau apalah katanya, saya ga tau. Temen saya pernah bilang, soal pencitraan ,liat caranya dulu. Jadi, kalau misalnya dia blusukan,lalu saat blusukan dia memanggil wartawan untuk meliput kegiatannya. Nah baru kita bisa berasumsi, mungkin dia melakukan blusukan, sengaja memanggil wartawan, agar bisa memberi kesan baik pada rakyat. Namun kita juga hanya bisa berasumsi, karena dalam kasus dugaan korupsi sekalipun misalnya, selama tak ada bukti kuat yang menunjukkan dia korupsi, kita harus menggunakan asas praduga tak bersalah untuk menghormati si individu tadi, apalagi dalam kasus tuduhan pencitraan karena blusukan, apa bukti kuatnya

Pencitraan itu kan definisi simplenya, riya ,melakukan sesuatu lebih karena ingin dipuji orang, bukan karena azas. Perasaan ingin dipuji itu kan dalam hati, dan saya rasa sih bukti kuat kalau dia melakukan pencitraan atau tidak, itu ya harus melihat ke dalam hatinya. Tapi gimana caranya coba, yang tau mungkin hanya dia sendiri dan Tuhan. Karena itu mungkin tak elok kalau kita memberikan label “pencitraan” pada seseorang hanya karena dia “blusukan” misalnya. Toh kalaupun dia memang melakukan pencitraan, itu urusan dia sendiri, bodo amat, seharusnya sih yang harus dilihat hasil kerjanya nanti, apakah rakyat lebih sejahtera atau tidak.

Maaf yak kalo sotoy haha, mau ngingetin aja sih, agar lebih hati-hati klo ngasih “label” atau ngatain seseorang “pencitraan” di social media, karena pertama belum tentu bener.kedua,karena walaupun sekarang sudah banyak orang yg kritis, tapi kemungkinan masih ada juga orang yang terpengaruh hanya karena satu dua kalimat yang kita lontarkan di social media. Misal si A terpengaruh dan percaya bahwa si pejabat itu pencitraan, Si A menyebarkan hal ini juga di soc mednya, kena si B, si B nyebar lgi di socmednya, terus aja.Ya,Saya juga kdang gmpang terpengaruh soalnya bwahaha, jadi ini nulis buat ngingetin diri sndiri juga

Gitu aja deh, oh ya jangan lupa please Correct Me jika ada salah-salah

 November 2014

*ditulis saat sedang rame di social media ,kasus “mau muntah ngeliat menteri blusukan”

Selasa, 04 November 2014

ISLAM DAN KEBUDAJAAN

"Islam is indeed miuch more than a systcm of theology, it is a complete civilisation. (H.A.R. Gibb, Whither Islam, pg. 12)."

"Islam itu sesungguhnja lebih dari satu sistem agama sadja, dia itu adalah satu kebudajaan jang lengkap. (H.A.R. Gibb)."

Demikianlah bunji pengakuan seorang pudjangga ahli tarich,Prof. H.A.R. Gibb dalam kitabnja jang terkenal „Whither Islam."Satu pengakuan dari seorang jang bukan dipengaruhi oleh perasaan fanatik-agama, merdeka dari perasaan2 ta'assub dan membentangkan dengan terus terang kejakinannja, jang berdasarkan kepada penjelidikan teliti dan saksama.

Dan bersama dengan beliau itu ada berpuluh, kalau tidak akan beratus, ahli ilmu pengetahuan jang ternama dari berbagai agama,jang mengakui dan menghargai dengan tjara satria, akan djasa2 Islam terhadap kebudajaan umumnja. Ada jang memandang dari pihak ilmu pengetahuan, ada jang menilik dari pihak falsafah, dari pihak pemerintahan, perekonomian, achlak dan lain2.

Tarich telah menundjukkan bahwa tiap2 bangsa jang telah menempuh udjian hidup jang sakit dan pedih, tapi tak putus bergiat menentang marabahaja, berpuluh bahkan beratus tahun lamanja,pada satu masa akan mentjapai satu tingkat kebudajaan, jang sanggup memberi penerangan kepada bangsa jang lain; satu masa mereka akan meninggalkan buah jang lazat untuk bangsa2 jang datang
dibelakang mereka.

Hukum alam ini telah berlaku, baik di Barat maupun di Timur, dari bangsa Tionghoa, India, Egypte sampai kepada bangsa Chaldeers, Junani, .Rumawi, Arab dan sampai kepada bangsa Eropah
sekarang ini.

Begitulah sinar kebudajaan itu berputur dan bergilir dari satu tempat ketempat jang lain dimuka bumi kita ini, dengan tidak mempedulikan bangsa dan warna kulit, hanja menurutkan qodrat dan itadat Tuhan jang Mahakuasa dan Mahaadil. Marilah kita tudjukan pandangan dan minat kita kepada suatu kebudajaan, jang telah diizinkan oleh jang Mahakuasa mentjapainja kepada suatu bangsa jang tadinja bodoh, tidak terkenal dan tiada dianggap oleh kaum dan bangsa2 jang lain disekelilingnja, ialah satu kaum dari Djazirah Arab, tanah tempat pertemuan benua Eropah, Asia dan Afrika. Kaum tersebut pada satu saat bergerak menggemparkan dunia, membina satu kebudajaan jang sangat penting artinja dalam sedjarah, sedjak purbakala sampai sekarang. Maka jang mendjadi pokok kekuatan, sebab timbulnja kebudajan itu, ialah Agama Islam; sebab itu tepatlah kalau dinamakan dengan sebutan Kebudajaan Islam.

Sesudah kaum Muslimin memperteguh kedudukan mereka sebagai satu kaum jang diikat oleh kejakinan jang satu dan pandanganhidup jang satu pula, dan setelah mereka dapat menduduki satu tempat jang tertentu pula dalam medan pertjaturan dunia ketika itu,jakni setelah mereka dari tingkat kaum jang tadinja tak hentinja mendapat serangan dan tamparan dari kanan-kiri, siang dan malam mempertahankan djiwa, kemudian naik kepada deradjat kaum jang dibenarkan hak berdirinja, didengar bunji suaranja, diakui kekuasaan "dan kemegahannja oleh bangsa2 jang berkuasa dibenua Afrika, Asia dan Eropah itu, maka pada saat itulah mereka mendirikan kebudajalan jang buahnja diwarisi oleh bangsa Eropah pada zaman kita ini.

Marilah kita perhatikan patokan2 jang dibawah ini:

1. Agama Islam menghormati akal manusia dan mendudukkan akal itu pada tempat jang terhormat serta menjuruh agar manusia mempergunakan akal itu untuk menjelidiki keadaan alam.
2. Agama Islam mewadjibkan pemeluknja, baik laki2 maupun perempuan, menuntut ilmu. „Tuntutlah ilmu dari buaian sampai keliang lahad", kata Nabi Muhammand s.a.w.
3. Agama Islam melarang bertaklid-buta, menerima sesuatu sebelum diperiksa, walaupun datangnja dari kalangan sebangsa dan seagama atau dari ibu-bapa dan nenek-mojang sekalipun. Dan djanganlah
engkau turut apa jang engkau tidak mempunjai pengetahuan atasnja, karena sesungguhnja pendengaran, penglihatan dan hati itu, semuanja akan ditanja tentang itu. (Q.s. Bani Israil : 36.)
4. Agama Islam menjuruh memeriksa kebenaran, walaupun datangnja dari kaum jang berlainan bangsa dan kepertjajaan.
5. Agama Islam menggemarkan dan mengerahkan pemeluknja pergi meninggalkan kampung halaman berdjalan kenegeri lain, memperhubungkn silaturrahim dengan bangsa dan golongan lain,
saling bertukar rasa dan pemandangan. Wadjib atas tiap* Muslimin jang kuasa, pergi sekurangnja sekali seumur hidupnja mengerdjakan hadji. Pada saat itu terdapatlah pertemuan jang karib antara segenap bangsa dan golongan diatas dunia ini. Keadaan itu menimbulkan perhubungan persaudaraan dan perhubungan kebudajaan (akkulturasi) jang sangat penting artinja untuk kemadjuan tiap2 bangsa.

Sekian sebagai kutipan ringkas dari adjaran Agama Islam, jang mendjadi sumber kekuatan, jang mendorong terbitnja satu kebudajaan, jang akan kita perbintjangkan dengan ringkas dibawah ini. Selain dari pada itu ada lagi faktor lain, jang tidak kurang menambah subur dan lekas berkembangnja kebudajaan tersebut, jakni perlindungan jang diberikan oleh Chalifah2 Islam kepada ahli2 ilmu dan ahli2 seni dengan tiada memandang bangsa dan agama. Dengan djalan ini dapatlah ahli ilmu dan ahli seni mewudjudkan perhatian dan minat mereka, kepada ilmu dan kesenian jang mereka perdalami.

Seorang dari Chalifah2 jang sangat berbakti dalam mewudjudkan Kebudajaan Islam itu, ialah Chalifah Al-Mansur, Chalifah jang kedua dari dinasti Abbassiah. Chalifah Al-Mansur adalah seorang jang saleh, kuat beragama, ahli dalam ilmu fiqh, gemar kepada ilmu pengetahuan, terutama ilmu bintang dan ilmu tabib. Ahli2 pengetahuan dengan tidak memandang agama, sama2 bekerdja diistananja dengan mendapat nafkah, jang bukan ketjil. Antaranja ialah Maubacht, ahli astronomi orang Persia, mulanja beragama Madjusi, kemudian masuk Islam dengan penjaksian baginda sendiri. Ahli ini terus-menerus tinggal diistana Chalifah dengan anak tjutjunja, bekerdja
memperdalam ilmu astronomi itu.

Melihat bagaimana besarnja minat Chalifah Al-Mansur memadjukan ilmu falak itu, datang ahli ilmu dari India, Persia, Rumawi berkumpul di Bagdad, bekerdja dengan sungguh menuntut ilmu
tersebut, dibawah perlindungan pemerintahan Islam.

Kitab2 lama jang sudah terbenam kedalam djurang kelupaan dinegeri Rumawi, diminta oleh Chalifah Al-Mansur supaja ditimbulkan kembali isinja jang berharga itu. Radja Rumawi pernah mengirimkan satu buku dari pudjangga hitung Euclydes jang masjhur dan beberapa kitab2 physica ke Bagdad, terus diterdjemahkan, dipeladjari. diperluas dan diperkembangkan disana.

Dinegeri Djandisapura ada seorang tabib bangsa Siria beragamaKristen jang masjhur pada zaman itu. Chalifah Al-Mansur meminta agar Georgy Bachtisju, demikian nama ahli itu, datang ke Bagdad mengadjarkan ilmu tabib. Walaupun Georgy seorang Kristen, tapi ia mendapat kehormatan dan perlakuan jang baik dari ahli Bagdad, dan selain dari gadji tetap jang diterimanja tiap bulan, ia menerima lagi hadiah 300 dinar dari Chalifah sebagai tanda kehormatan. Al-Mansur telah meninggalkan buah usahanja dalam ilmu2 astronomi,ilmu hitung dan ilmu tabib. Pun Chalifah2 jang lain seperti Chalifah Harun-Al-Rasjid, Al Ma'mun, mementingkan ilmu, Agama dan
filsafat.

Dengan djalan begini banjaklah ilmu2 jang berharga, jang hampir lenjap dari muka bumi, kembali terpelihara. Diantara kitab2 jang telah dipeladjari, diterdjemahkan dan dikomentari oleh pudjangga Islam dizaman itu, dibawah lindungan Chalifah2, antara lain adalah kitab ketatanegaraan dari Plato, kitab2 hitung dari Euclydes dan beberapa kitab2 astronomi dari Ptolemeus.

Malah diantara kitab2 itu jang sampai sekarang tidak bertemu lagi orisinilnja, hanja dapat diketahui dari terdjemahan kedalam bahasa Arab, buah tangan pudjangga Islam dimasa „zaman terdjemah" itu.

Semasa orang di Barat mengharamkan mempergunakan penjelidikan akal, memburu dan membunuh seorang Galileo Galilei, karena ia ini pernah mengatakan bahwa bumi ini berputar, maka pada keradjaan2 Islam diwaktu itu, orang berkejakinan bahwa memadjukan ilmu dan kebudajaan umumnja, masuk dalam kewadjiban pemerintahan. Pemerintah mentjari, memanggil dan memperlindungi ahli ilmu dan seni dari segenap pihak dan dari ber-matjam2
agama.

Sedang sebagian dari tindakan2 orang agama lain, mendjaga agar agama djangan rusak, ialah dengan melarang pemeluknja membatja kitab jang berisi kejakinan lain dan dengan lantas memasukkan kitab2 jang berbahaja itu kedalam daftar kitab2 jang tak boleh dibatja oleh pemeluknja, sebaliknja Chalifah2 Islam dizaman keemasan itu memerintahkan untuk menterdjemahkan kitab2 dari ber-matjam-matjam agama dan mazhab jang ada pada masa itu, supaja dapat diketahui, dibatia, diperiksa dan diperbintjangkan oleh semua ahli akal dari kaum Muslimin.

Berani menempuh udjian, tak enggan menerima kebenaran walaupun datangnja dari pihak lain, tak takut menolak kebatilan sudah diperiksa dan diselidiki, walaupun berada pada pihak sendiri.

Demikianlah pada permulaan abad ke 8 Masehi, pada waktu bangunnja Kebudajaan Islam itu, orang Islam telah memperlihatkan kemuka bumi, bagaimana mereka telah mempunjai persediaan untuk menerima kebudajaan dari bangsa2 jang terdahulu : Junani, Persia, Rumawi, India dan lain2; dan bahwa mereka mempunjai ketjakapan dalam memperlindungi buah kesusastreraan lama, agar djangan hilang lenjap kedalam lembah kelupaan, hasil2 mana tadinja bertebaran kesana-kemari tidak dipedulikan oleh bangsa2 jang telah djatuh dan ahli2 warisnja jang telah djatuh kedalam kemunduran
dan kerusakan. Semua disimpan dengan maksud akan diberikan dan ditebarkan kembali didunia Eropah, Afrika Utara dan Asia Barat pada masanja itu. Ditangan Islam, lahirlah kembali kebudajaan2 jang hampir hilang dan timbullah satu ruh kebangkitan „renaissance", jakni 600 tahun lebih dulu dari renaissance di Eropah Barat jang lahir pada abad ke 15 itu.

Apakah usaha kaum Muslimin itu hanja satu2-nja mengumpulkan jang sudah ada, dan menimbulkan apa2 jang hampir tenggelam sadja, atau adakah djuga mereka itu mengadakan barang jang belum
ada, meminta djalan sendiri dan mendjedjak jang belum ditempuh ?

Djawabnja : Ada ! Dan memang ada !

Setelah ulama2 Islam membatja dan menelaah kitab2 Plato, Socrates, Aristoteles, Ptolemeus dll. mereka sendiri terus membuat sjarah (komentar) dan muchtasarnja atau ringkasannja. Sesudah itu mereka mulai mengarang sendiri dan memperbintjangkan masalah itu satu persatu dengan fikiran sendiri, dengan lebih muchtara' atau orisinil.

Maka datanglah zaman baru, jakni bukan zaman terdjemah lagi, tapi zaman meneruskan penjelidikan jang ada, jang meminta djalan sendiri. Pada zaman jang kedua inilah pudjangga Islam memutar otak membanting tulang, berdjihad dengan segenap tenaga untuk mendirikan satu gedung kebudajaan jang kokoh, jang akan memberi maanfaat jang tidak ternilai kepada dunia.

Zaman ini adalah zaman filosof Islam jang ternama, seperti filosof Ja'cub bin Ishaq bin Sabrah Al-kihdi, jang terkenal dengan namaAl-Kindi sadja. Beliau ahli dalam ilmu tabib, falsafah, astronomi,hitung dan musik. Abu Nasr Al-Farabi, ahli mantik, falsafah dan ahli musik dan orang jang pertama kali membahas masalah ekonomi, jang orang Barat sekarang menganggap sebagai suatu ilmu jang baru diperhatikan pada abad2 jang achir ini.

Zaman Abu 'Ali Husein bin ' Abdullah bin Sina, jang masjhur di Eropah dengan nama Avicienna. Antara lain dari buah tangannja ialah suatu buku-standard jang bernama Asj-Sjifa, jakni satu Ensiklopedi dalam 19 djilid besar jang sampai sekarang disimpan dalam bibliotek Oxford-University.

Zaman inilah zaman Ibn Rusjd, pudjangga Islam di Andalusia,zaman Ibn Badjah jang masjhur dengan nama Avenpace, zaman Ibn Maskawaih seorang paedagog jang berdjasa, zaman Al'Fachari ahli astronomi jang diakui oleh dunia astronomi sampai sekarang. Abu Al~Nafas dan Ibnu C ha jam, ahli hitung ternama dalam ald jabar dan trigonometri.

Dalam pekerdjaan kita se-hari2 banjak perkataan jang keluar dari mulut dan kedengaran ditelinga jang mendjadi saksi sampai sekarang akan ketinggian Kebudajaan Islam pada zaman keemasannja itu. Umpamanja perkataan tarif berasal dari tarif, jakni bahasa Arab, wesel berasal dari wasl, perkataan magazine berasal dari machazin, perkataan duane berasal dari diwan (kantor), cheque berasal dari sakh dan lain2. Semua itu menundjukkan, bahwa dalam abad-keemasan itu Islam memegang peranan dalam dunia dagang jang memperhubungkan semua negeri sekeliling Laut Tengah dan Laut Merah, jakni dari Eropah sampai ke India terus ke Tiongkok dan Rusia (Legacy o f Islam).

Dengan perdagangan jang teratur itu mereka memadjukan industri seperti industri gula di India, industri kertas di Damaskus. Dalam industri itu kaum Muslimin bekerdja menjempurnakan jang ada dan merintis djalan baru, umpama membuat ber'matjams gula (Encylopaedia Britannica art. Sugar) membuat gelas, d jam d.1.1.

Dalam industri obat2-an, ahli2 kimia Islamlah jang mula2 membuat ber-matjam2 nietrietdan chlorie, umpamanja nietrophydrochloriet.

Dokter2 Islamlah jang mula2 memakai chloroform dalam mengobat dan memeriksa orang sakit, jang mula2 memakai opium pengobat orang gila dan ber-matjam2 tjara mengobat jang orisinil, jang sampai sekarang masih dilakukan oleh dokter2.

Pun kalangan kaum ibu tidaklah ketinggalan menuntut ilmu kedokteran itu dan mengamalkan ilmu itu untuk keselamatan kaum ibu umumnja, umpamanja : Uchtulhufaid bin Zuhr dan anaknja, jang keduanja mendjadi dokter diistana Chalifah di Andalusia, Zainab Thabibah bani Ased, spesialis ilmu mengobat mata. Sjahdah Dinuriah dan Binti Duchain Al-Lauzi Damsjiqijah di Siria.

Sungguh suatu hal jang tidak mungkin kalau kita hendak memberi gambar dari satu kebudajaan jang begitu luas dan dalam, jang telah hidup begitu subur memberi buah jang kekal untuk manusia dari zaman kezaman dengan mengambil tempat dalam 3 a 4 muka ini sadja.

Akan tetapi disini sekedar introduksi, sebagai memanggil perhatian kaum kita, terutama Pemuda2 Muslimin jang masih mudabelia dan jang mempunjai ruh dan tenaga-muda, agar ingat bahwa satu tingkat tinggi telah tertjapai oleh nenek2 mereka jang teguh memegang semua peraturan dan perintah Agama kita, Islam. Mudah2-an kita semua insaf bahwa sesungguhnyalah Agama Islam itu „much more than a system o/ theology, it is a complete civiU isation", seperti kata Prof. Gibb diatas itu.

Telah ada satu masa, jang negeri2 Islam mendjadi pusat kebudajaan, mendjadi sentral perhatian dunia. Kalau Mekah mendjadi pusatnja ibadah, tempat kaum Muslimin naik hadji menunaikan rukun Islam mereka, maka Bagdad pernah djadi pusat ilmu pengetahuan, tempat ulama2 berkumpul dari segenap pendjuru untuk menambah ilmu pengetahuan mereka, jang akan mereka tebarkan dinegeri mereka masing2. Ibadat dan pengetahuan, ke-dua2-nja dipentingkan oleh Agama Islam, ke-dua2-nja didjundjung tinggi dan diamalkan oleh kaum Muslimin dengan ichlas, terdjauh dari pada ria dan tekebur. Sesungguhnja mereka inilah mereka jang menang.

Bilakah kembalinja masa jang demikian wahai Pemuda Islam ?

(DJUNI 1936.)

Tulisan di atas adalah salah satu tulisan Muhammad Natsir, Ulama, Politisi sekaligus Perdana Menteri Indonesia yang ke-5 , informasi mengenai beliau dapat dilihat di sini , Profil Muhammad Natsir

Sumber Tulisan : Capita Selecta  jilid I oleh Muhammad Natsir
© Free Like a Swallow 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis