Nasehat yang datang dari pengalaman seseorang – atau biasa kita sebut hikmah- bukan untuk kita abaikan, apalagi nasehat dari seorang berpengalaman yang berilmu, tentu saja tak boleh kita lewatkan. Seseorang yang saya maksud kali ini adalah Albert Einstein, salah seorang ilmuwan yang paling terkemuka abad 20. Salah satu isi nasehatnya adalah “ Hanya orang gila yang berharap hasil yang berbeda dengan cara yang sama”.
Gila dalam hal ini bukanlah makna secara denotatif( arti sebenarnya), tapi lebih ke makna konotatif (makna kiasan) atau suatu sindiran. Dan baru kusadari, aku pun pernah menjadi bagian dari orang gila yang disebut Om Einstein, terlelap dalam mimpi padahal aku bangun, baru kuketahui itu namanya angan-angan.
Sekarang begini, misal kita bete sama hidup kita , kita ingin hidup yang lebih baik. Kalau mau ngikutin nasehat Om einstein , kita harus mengubah cara-cara kita dalam hidup kalau mau hasilnya berbeda.
Lalu cara yang seperti apa dan bagaimana? Nah untuk itulah kita harus berpikir, karena segala cara, tindakan dimulai dari alam pikiran. Hal tersebut mungkin relevan dengan nasehat Einstein yang kedua, yaitu “ Suatu masalah tak akan bisa diselesaikan dengan tingkat pemikiran yang sama ketika masalah itu terjadi”. Jadi, kita harus pikirkan dulu bagaimana cara-cara yang menghasilkan hasil yang berbeda.
Maka dari itu,melihat Indonesia sekarang, kalau pemilihan Menteri, pimpinan suatu lembaga penegak hukum, dan pejabat lainnya masih kental dengan bagi-bagi kursi dan tekanan dari sesama golongan tanpa mempertimbangkan azas-masih sama caranya dengan yang dulu-dulu- yah jangan harap hasil yang diinginkan berbeda ( read : kabinet dan semua lembaga negara yang bersih dari kepentingan golongan).
Eits , jangan merasa lebih baik dulu, ingat kata Om sudjiwo tedjo, dosa terbesar para koruptor adalah membuat kita-kita ini yang nonton mereka di TV jadi merasa suci. Jadi, mari kita ngaca dulu biar ganteng dan cantik.
Klise sih, tapi pasti kita semua yang muda-muda ini udah pada tau kalau mau menggapai cita-cita harus kerja keras, disiplin, komitmen, syukur, dan sabar. Buku-buku Self Help juga isinya intinya berkisar antara hal itu. Tapi ternyata kelakuan kita masih sama-sama aja. Masih kebanyakan main gadget, kebanyakan tidur, dll. Kan sama saja, kita tunduk pada sesuatu yang sebenarnya tidak pada tempatnya kalau berlebihan , daripada sesuatu yang pada tempatnya (komitmen, disiplin, kerja keras,keadilan, dll). Gimana mau mendapat sesuatu yang berbeda?
Dengan kata lain di ruang lingkup yang lebih kecil kita sama saja kan?
Yah, kalo Om einstein masih hidup, mungkin dia akan bergumam dalam hati melihat kelakuan kebanyakan kita “ dasar wong sinting (gila)”
Tangerang, Januari 2015
*Curiga , jangan –jangan Einstein bisa begitu pintar , karena menerapkan cara-cara belajar yang berbeda yang sangat efektif dari kebanyakan kita, haha
0 comments:
Posting Komentar