Tiap orang kadang memang melakukan pencitraan, memakai topeng yang sebenarnya bukan dia. Tujuannya pun beragam, pelaku politik mungkin akan sulit tidak melakukan pencitraan saat musim kampannye, dan laki-laki pun sering memakai topeng yang dia anggap mungkin itu keren di hadapan wanita yang disukainya.
Memang mungkin kadang hati bisa membedakan mana yang pencitraan mana yang bukan, namun mungkin itu juga itu jika hatinya benar-benar bersih, pikirannya benar-benar objektif, tau faktanya, dan terlepas dari segala asumsi dan prasangka.
Namun sebenarnya, sejatinya kita tidak pernah tau itu benar-benar pencitraan atau tidak. Dalam agama, Allah SWT menilai amalan kita berdasarkan niat dan kedudukan kita saat itu (kapasitas), niat yang diterima adalah niat melakukan segala sesuatunya hanya karena AllahSWT,ikhlas.Dan Ikhlas, dalam suatu hadits disebutkan bahwa itu adalah urusan Allah SWt hanya dengan hambanya. Iblis dan malaikat pun tidak tahu. Niat itu dalam hati.
Melakukan segala sesuatunya karena AllahSWT, Menjalankan islam secara kaffah mungkin memang tidak mudah, butuh proses, Oleh karena itu bagaimana kita bisa bilang sesuatu itu pencitraan atau tidak? Bagaimana caranya kita benar-benar tau bahwa dia ikhlas atau tidak? toh di setiap aspek di kehidupan kita, kadang kita(atau sering) melakukan pencitraan jg bukan? Sama saja.
Aaah, apa sih pencitraan itu? Cukup ambil yang baik dan buang yang jelek,saling mengingatkan( dengan cara yg baik, tidak saling merendahkan dan provokatif), cukup itu saja.kita kan manusia dengan latar belakang, kesempatan, dan kapasitas yang berbeda-beda, tapi kita sama-sama seorang manusia.
Bandung, 25 April 2014
Note : Sebagai pengingat untuk saya sendiri (dan mungkin orang lain) yg kadang gatel nge-share link2 di media social yg isinya kadang bersifat merendahkan yg lain dengan bilang itu pencitraan, atau apalah,padahal kenyataannya belum tentu seperti itu.Kalau benar sesuai fakta sih ga papa, kalau engga,Takutnya jadi fitnah kn?
0 comments:
Posting Komentar