Minggu, 20 September 2015

APA ADA ANGIN DI JAKARTA

Saya sebenarnya tak suka pakai masker kalau naik motor, apalagi kalau pagi hari, karena masker jadi penghalang antara mulut saya dengan udara segar. Namun sekarang saya sering pakai,di Jakarta, si kota termacet, di Indonesia. Saya pakai karena katanya polutan yang berasal dari kendaraan bermotor macam CO,SO2, dan kawan-kawannya itu bisa ganggu kesehatan. Alhasil, waktu berangkat kerja,saya pakai ajalah masker, kadang-kadang juga sih tapi..

Kalau waktu pulang, kadang saya sering kasihan sama yang naik busway. Soalnya saya pikir, busway kan sudah ada jalur khususnya, yang boleh lewat hanya busway. Jadi orang ingin naik busway sebenarnya kan ingin mengindari macet. Eeh, kalau waktu sore, jam pulang kerja, busway masih aja kena macet,memang ga semacet jalur biasa sih, tapi tetap tidak sesuai asumsi awal tujuan dibuat busway.Penyebabnya? Ya karena pada mbandel, banyak mobil dan motor masuk jalur busway.

Kenapa sih pada mbandel ?  mari kita coba memposisikan diri . Sebut saja Fulan , dia di kantor sudah capek, banyak kerjaan, pulang jam 5,rumah masih jauh, dari tadi gas rem melulu karena macet.Lalu ia tergoda melihat jalur busway di sebelah kanannya,”lho lho kok kosong melompong nih sebelah kanan?” Ia tau jika ia masuk berarti melanggar peraturan, tapi ia lihat lagi, banyak pengendara motor bahkan mobil yang sudah melaju kencang di jalur itu. Lalu di kuping kirinya seperti ada bisikan “ayo fulan, hajar bleh, ga ada polisi ni, kamu pengen cepet melihat anak istrimu kan di rumah? gyehehe “. Akhirnya idealismenya pun runtuh, “sikat bleh”, ambil kanan,ngueeeeng!!

Jakarta,kenapa ya macet banget? Kalau baca-baca katanya sih dari total seluruh aliran uang di Indonesia, sekitar 80% nya berputar di Jakarta. Selain itu di Jakarta banyak perusahaan-perusahaan besar. Konsekuensi logisnya? Ada gula ada semut. Pasti banyak yang mencari penghidupan di Jakarta. Saya juga salah satunya, saya ini aslinya tangerang ,tapi dari jam 7 pagi sampai jam 6 malam ikut menuh-menuhin Jakarta, jadinya tambah macet deh.

Jakarta,kota metropolis, penuh prestisius, gengsi,kota tempat mencari penghidupan, tapi juga kadang kota penuh derita. Saya tak benci Jakarta, karena Jakarta hanyalah kota. Saya suka Jakarta (waktu musim Lebaran), dan saya (sejujurnya) tak suka Jakarta ketika jam pergi dan pulang kantor.Tapi saya kagum dengan banyak orang di sini, karena tetap semangat bekerja dengan situasi seperti di kota ini. Mulialah ia yang berpayah-payah mencari rizki dengan keringatnya sendiri,untuk dirinya sendiri dan untuk keluarganya.

Saat sedang menulis ini, saya ingat puisi karya Umbu Landu Paranggi, judulnya Apa ada Angin di Jakarta...


Apa ada angin di Jakarta
Seperti dilepas desa Melati
Apa cintaku bisa lagi cari
Akar bukit Wonosari

Yang diam di dasar jiwaku
Terlontar jauh ke sudut kota
Kenangkanlah jua yang celaka
Orang usiran kota raya

Pulanglah ke desa
Membangun esok hari
Kembali ke huma berhati

Ditulis Pada 1 Agustus 2015

0 comments:

Posting Komentar

© Free Like a Swallow 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis