Banyak yang bilang sedih Bulan Ramadhan sudah hampir berakhir,dan
sekarang memang sudah berakhir. Namun, sebenarnya apa yang kita sedihkan
dari berlalunya Ramadhan? Apa suasananya? Apa ampunan dari Allah? Apa
kesempatan untuk mendapatkan rahmat yang seluas-luasnya dari-Nya? Lalu
apa sedih kita sama dengan sedihnya orang-orang saleh jaman dulu.
Biasanya
jika kita sedih ditinggal sesuatu berarti kita menyukai sesuatu
tersebut. Pertanyaannya apa kita benar-benar menyukai Ramadhan?. Bukan
suasananya, namun perintah yang ada di dalamnya, yaitu perintah wajib
puasa. Ya, puasa Ramadhan hukumnya wajib. Namun pernahkah kita berpikir
mengapa sesuatu hal itu diwajibkan?
Sesuatu
hal itu diwajibkan adalah karena pada dasarnya kita tidak suka akan
sesuatu hal tersebut. Kalau kita suka akan sesuatu hal, kita tidak usah
disuruh atau diberi perintah untuk melakukannya, ya karena kita memang
suka, tak usah disuruh pun kita akan melakukannya. Contohnya makan, tak
ada perintah wajib untuk makan, karena memang kita suka makan. Kalau
dalam agama,yang ada itu perintah untuk makan yang halal, dan tidak
berlebihan.
Kita, manusia, pasti lebih suka kenyang
daripada lapar, karena itu sejujurnya mungkin kita tak suka yang namanya
puasa. Karena itu kata “wajib” dituliskan dalam Qur’an dalam konteks
Puasa Ramadhan, coba kita bayangkan jika kata “wajib” tersebut diganti
kata “sunnah”, namun dengan segala benefit yang sama. Yaa, kemungkinan
besar pasti puasa kita bolong-bolong atau tidak puasa sama sekali.
Oke,
jadi kalau secara naluri dasar kita tak suka puasa selama satu bulan
penuh, mengapa kita harus melakukannya? Jawabannya tentu saja karena
kita harus siap dan ikhlas melakukannya karena ingin mendapatkan Ridha
Allah SWT. Karena apa hebatnya jika seseorang suka melakukan sesuatu dan
dia berhasil melakukannya,itu namanya wajar. Namun, mungkin hebat jika
kita berhasil melaksanakan apa yang kita tak suka, apalagi jika Allah
SWT yang mewajibkan
Lalu apa latar belakang tulisan ini,
pertama karena memang ingin menulis saja, kedua karena ingin mencoba
jujur menilai diri, siapa saya,naluri dasar saya, dan siapa tau saya
bisa jadi lebih paham atas sesuatu yang diwajibkan pada saya, dan apa
output atas sesuatu yang diwajibkan tersebut, dan mungkin saya dapat
meningkatkan kualitas rindu saya terhadap Ramadhan yang akan datang,
jadi tak sekedar rindu suasana
akhir kata, Selamat Hari Raya Idul Fitri :)
Ditulis pada 17 Juli 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar