Rabu, 06 Agustus 2014

Dua Hal ini agar diingat

Untuk yang muslim yaa

Dalam agama, seluruh aktivitas kita di nilai dari dua hal, yang pertama adalah niat dan yang kedua adalah cara kita melakukannya. Niat yg dinilai adalah niat karena Allah SWT dan cara kita melakukannya harus sesuai prinsip Al-Qur’an dan sesuai dengan cara Rasulullah. Salah satu saja dari kedua hal itu tidak terpenuhi , maka mungkin amal tersebut kurang atau tidak ada nilainya.

Pertama,Mengenai niat, mungkin tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT dan dirinya sendiri, apakah niat nya itu benar-benar tulus karena Allah atau tidak.Toh , siapa sih yang benar-benar tau isi hati seseorang. Karena itu, mungkin sebaiknya tidak usah mengatakan secara gamblang bahwa seseorang itu hanya melakukan pencitraan, riya, ingin dipuji walaupun yang kita lihat mungkin seperti itu. Kayak kita semua tidak pernah saja melakukan pencitraan.

Rasulullah pernah mengingatkan bahwa riya, syirik kecil (pencitraan) itu perumpamaannya persis bagaikan semut hitam kecil yang merayap di kegelapan malam,sangat sulit dideteksi dan sangat tersembunyi, karena itu tidak usahlah kita mengurusi niat orang lain(baca: ngatain orang pencitraan),toh niat kita sendiri juga butuh untuk diurusi, dan niat ini memang butuh ditata, dikoreksi sepanjang hayat. Karena banyak sekali  yg bisa mengintervensi niat yang tulus, misal wanita/pria yg kita taksir, ilmu yg kita banggakan, harta, golongan/organisasi ,teman dll.

Kedua, mengenai cara dalam beramal.Dalam beramal, caranya harus sesuai dengan yang dicontohkan rasulullah,apakah itu sholat, mengaji, belajar, bekerja, dll.Karena walaupun ikhlas tapi salah caranya,maka amalnya tidak bernilai. Dengan mengetahui hal ini, kita bisa terhindar dari pemikiran seperti “ah , yang penting Allah tau niat saya baik” –tapi tanpa berusaha mencari ilmunya apakah sesuai yang dicontohkan atau tidak.

Lalu, karena kita hidup berbeda zaman dengan rasulullah, dan tidak langsung melihat apa yg dilakukan rasulullah sehari-hari, maka penting untuk kita mempelajari al-qur’an, hadits, menelusuri redaksinya shahih apa tidak. Oleh sebab itu pula, seharusnya kita tidak boleh anti kritik dan anti nasihat, karena kita manusia tempatnya salah dan lupa,karena itu pula Allah menyuruh kita saling mengingatkan. Karena kan sayang sekali kalau kita mengira amalan kita diterima karena niat kita tulus karena Allah padahal sebenarnya tidak hanya karena salah caranya.

Nah, dengan selalu ingat dua hal tersebut, minimal mungkin kita bisa lebih berhati-hati dalam melangkah di kehidupan sehari-hari..

06 Agustus 2014

0 comments:

Posting Komentar

© Free Like a Swallow 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis