Dunia
Soal dunia, dulu saya dan teman saya sekomplek si sapta penah membahas soal ini, malam hari ketika Bulan Ramadhan tahun 2014. Si Sapta membuka pembahasannya soal dunia dengan surat Al-Hadid ayat 20. Dalam ayat itu disebutkan dunia itu hanya senda gurau, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu, serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan.
Kami membuka obrolan lebih jauh pertama mengenai saling berbangga. Banyak sekali contoh yang kami utarakan soal saling berbangga dalam kehidupan , bahkan termasuk kami sendiri pelakunya.Kami berpendapat soal saling berbangga adalah sesuatu hal yang diucapkan atau dilakukan yang berkepentingan menaikkan derajat orang tersebut di mata seseorang. Bahkan kadang dengan cara ucapan atau tindakan yang merendahkan seseorang agar derajat seseorang tersebut lebih tinggi.
Buaaanyak banget contohnya,dari hal besar seperti pamer kekayaan sampai hal kecil seperti candaan sehari-hari antar teman, atau debat membahas sesuatu hal.yang kadang terselip kata yg merendahkan orang agar orang tersebut lebih tinggi derajatnya, nikmat mungkin memang rasanya, tapi cuma sesaat.
Soal merendahkan dan meremehkan demi berbangga-bangga ini sebenarnya bahaya, bahaya banget. Karena orang yang sering merendahkan orang biasanya pernah direndahkan juga,dan yg sering direndahkan biasanya cenderung akan merendahkan orang lain pula yang dia pikir lebih lemah.Dan orang yang terbiasa merendahkan orang sih biasanya selalu menganggap dirinya paling benar,akibatnya, lebih banyak omong daripada mendengarkan, lalu peluang untuk melihat sesuatu secara akal sehat dan lebih objektif makin berkurang. Efek secara luasnya ,mungkin, kepentingan pribadi dan golongan diatas kepentingan orang banyak. Akibatnya, ketidakadilan dan kesewenang-wenangan merajalela dimana-mana.
Sekali lagi , memang enak sih rasanya mungkin merasa lebih tinggi dari orang lain,candu kali ya, tapi cuma sesaat. Soalnya dalam konteks keseluruhan , tiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan lah,jadi harusnya saling mengisi. Lagipula apa susahnya sih mengakui kelebihan orang dan mengakui kelemahan kita, apa susahnya senang melihat orang lain senang. Apa susahnya menjaga ini lisan agar ga meremehkan orang. Ngomong sih gampang ya, tapi pada level praktiknya mungkin memang sulit, ya itu , karena candu saling berbangga, lalu karena kita sering membanding-bandingkan kita dengan orang lain.
Berbangga-bangga,Yah mungkin itulah tabiat kita semua, kita semua pelakunya ko, walau tidak dalam hal besar, dalam hal-hal kecil pun mungkin ada. Mungkin memang nikmat rasanya, tapi sebagai muslim , harusnya kita melihat potongan ayat surat al hadid ayat 20 selanjutnya yang menyebutkan bahwa perumpamaan dunia itu seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Intinya sih seperti kalimat yg mungkin klise yg sering kita denger, harta, kekayaan, kebanggan ga di bawa mati, yg di bawa mati maanfaat yg diberikan karena harta itu . Tapi di level praktiknya, kita harus benar-benar berjuang untuk hidup seperti kalimat klise tersebut. Karena banyak intervensinya, apalagi kalau bukan nafsu kita yg tak terkendali terhadap harta, tahta, lawan jenis, perasaan bangga, berjasa, dan riya.
Bandung, September 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar