Sekarang mungkin banyak sekali di
sekitar kita yang pandai mengkritik sesuatu tanpa mau berusaha terlibat dalam
sistemnya,mengkritik seseorang tanpa berkaca ke diri sendiri setelahnya, dan
juga yang pandai menyuarakan sesuatu namun tidak ada langkah kongkrit untuk
mencapainya,banyak sekali, dan sayangnya, saya sendiri pun merasa menjadi
bagian hal-hal yang saya sebutkan di atas, malah mungkin saya jago sekali.
Entahlah kenapa, namun lebih baik
saya tuangkan dalam tulisan daripada tidak, teringat nasihat teman dulu,
“jangan ngebatin!” , lebih baik tuangkan, lebih baik ceritakan.Yah, jadi bodo
lah walaupun saya masih merasa seperti yg saya sebutkan di paragraf atas
Jadi boleh kah kita mengkritik
suatu sistem atau seseorang ? boleh, tentu saja boleh, kritik adalah tanda
kepedulian kita, kritik bisa jadi “tanda” ketidakberesan yang terjadi dalam
suatu sistem, kritik adalah baik dalam konteks “saling mengingatkan”. Namun,
selalu pastikan sebelum dan setelahnya, kita selalu introspeksi diri, apakah
kita ternyata sama saja dengan yg kita kritik, apakah kita sudah berkontribusi
dalam sistem yang kita kritik atau belum.
Mengapa introspeksi diri ini
begitu penting? Ada beberapa jawaban
Yang pertama, agar kita tidak
merasa angkuh, tidak merasa hebat dengan nasihat2 yg kita keluarkan,agar kita
selalu beristighfar , minta ampun kepada Tuhan, karena manusia memang tempatnya
salah dan lupa.Kalau kita merasa sombong sedikit saja, tamat sudah.
Yang kedua, kita harus
introspeksi diri, karena menurut saya, kritik, nasehat2 orang lain itu tidak
akan mempan kalau kita tidak ada kesadaran untuk menerima hal tersebut, dan
kesadaran untuk menerimanya itulah yg disebut introspeksi diri
Yang ketiga kita harus
introspeksi diri, (kebalikan dari nomor dua di atas),karena kadang ga selamanya
yg di kritikkan orang tentang kita itu benar, kadang di hati kita sebenarnya
kita sudah tau jawaban2 atas apa yang kita pertanyakan, atas apa yang mau kita
lakukan,jadi gimana caranya kita tetap menerima kritik2 tersebut namun di saat
yg bersamaan ,kita juga telaah apa yang dikritikkan itu benar.
Yang keempat, kita harus
introspeksi diri karena demi sistem yang lebih baik. Jadi begini, setiap sistem
pasti memiliki tujuan, dan tujuan dalam sebuah sistem pasti dilakukan secara
bersama-sama.Lalu faktor apa biasanya yang membuat tujuan itu gagal? Misal dalam
kepanitiaan atau organisasi ketika melakukan suatu kegiatan, pasti ada saja hal
yg tidak tepat sasaran, dan itu biasanya dikarenakan karena faktor human error.
Apa biasanya solusinya dalam
evaluasi untuk faktor human error ini? Setelah evaluasi secara teknis,jawaban
yang biasa saya dengar adalah “kembali lagi pada pribadinya masing-masing”, dan
menurut saya pun ini salah satu yang paling ampuh.Sebagai contoh,kita tahu di
negeri kita banyak masalah, apa solusi yang paling baik selain penegakan hukum
yg ditegakkan setegak tegaknya?, ya itu kembali pada diri masing2, coba pikir,
kalau semua pejabat,penegak hukum memastikan dirinya berbuat baik,jujur,
bermanfaat bagi orang lain, kemungkinan besar masalah-masalah di negeri ini
selesai dengan sendirinya, mungkiin siih.Jadi intinya, introspeksi
Lalu, setelah introspeksi
,apalagi? Ya harus berubah jadi lebih baik sih harusnya, dan jangan lupa
diikuti tindakan-tindakan, langkah2 yang kongkrit. Kongkrit berarti jelas dan
spesifik. Lalu bagaimana caranya? Saya dulu suka mendengarkan ceramahnya AaGym,
ilmu dari beliau yang saya ingat adalah 3M, apa itu 3M? 3M adalah, Mulai dari
diri sendiri, Mulai dari sekarang , Mulai dari hal yang kecil.
Pertama,mulai dari sendiri, bener
banget karena kita ga bisa ngendaliin orang lain, kita hanya bisa ngendaliin
diri sendiri,kedua, mulai dari sekarang, ini juga bener banget, karena waktu
itu sibuk ,ga bisa nunggu kita, bahkan dia ga peduli, bodo amat walau kita lagi
seneng kek lgi galau kek, waktu terus berjalan.Apa biasanya penyakitnya yg
menghalangi 2M yg pertama ini? Itu adalah malees dan menundaa, bagi saya
pribadi, itu penyakit yg sangat susaah ditaklukaan.
Yang ketiga mulai dari hal yang
kecil? Ini juga bener banget,soalnya kadang kita biasanya terlalu nafsu untuk
berangan-angan, berbuat besar, pengen ini pengen itu,tapi hal2 kecil
dilupakan.Akibatnya hal2 besar yg kita inginkan juga tidak tercapai, “Kalau
kita tidak bersyukur atas hal2 kecil, maka bagaimana kita bisa menjamin akan
bersyukur hal2 yang besar? Boleh jadi itulah kenapa hal2 besar itu tidak
mendekat”.
Kenapa sih harus mulai dri yg
kecil dulu? Kalau kata om covey seperti ini, jadi setiap diri kita memiliki apa
yang namanya rekening integritas pribadi. Setiap kita melakukan kebaikan2
kecil, janji pada diri sendiri yang kita tepati, maka saldo
integritas/keyakinan dalam diri kita akan bertambah,dan keyakinan ini adalah
modal penting bagi kita untuk melakukan sesuatu yang lebih besar.Sebaliknya ,saldo
rekening integritas kita akan berkurang kalau kita melanggar janji2 terhadap
diri sendiri.Intinya sih, kalau hal2 kecil saja tidak bisa kita lakukan,
bagaimana mungkin kita akan melakukan hal2 yg lebih besar.Bahkan mungkin kalau
kita selalu melakukan hal2 kecil, mensyukurinya, boleh jadi hal2 besar itu akan
datang dengan sendirinya.
Jadi , lakukanlah hal2 baik yg
kongkrit , ga usah muluk-muluk,mulai saja dari hal yg kecil terlebih dahulu,
semisal selalu biasakan bangun pagi, selalu merapihkan kamar,pakaian2, menyapu
, mengepel, bikin to do list buat hari ini,dll, dsb.
Itu saja dari saya, hanya mau
menuangkan pikiran, hanya mau mengingatkan,terutama ke diri saya sendiri sih,
kalo ga di tulis takut lupa soalnya. Oh ya satu lagi, jangan pernah menilai
orang secara objektif dari apa yg dia omong sama yg dia tulis yaa, soalnya kadang itu cuma pencitraan, kalo mau
menilai secara objektif lihat omongan+tulisan+kelakuannya sehari-hari+Tanya temen2
deketnya,temen2 satu organisasinya+lebih ampuh tanya orangtuanya langsung.Makasih, wass
Firman Fakhri
17 November 2013
0 comments:
Posting Komentar