Minggu, 24 November 2013
Pepatah si keledai
Pepatah bijak mengatakan “jangan terjatuh dua kali pada lubang yang sama”,”hanya keledai yang jatuh dilubang yang sama dua kali”
Saya tidak tahu sumber awal pepatah itu darimana, dan terlepas juga dari kenyataannya apakah keledai itu benar-benar bodoh atau tidak, mungkin ada maksud positif dari pepatah ini
Pepatah itu biasa diartikan orang-orang seperti ini, yaitu “belajar dari kesalahan, jangan membuat kesalahan yang sama dua kali”
Namun, apa daya, karena manusia memang tempatnya salah dan lupa, dan ada hal-hal yang ternyata di luar kendali kita ,saya lebih setuju kalimatnya diganti seperti ini “belajar dari kesalahan, berusahalah jangan membuat kesalahan yang sama dua kali”. Soalnya hasil kan yg menentukan Tuhan ya
Lalu,bentuk “berusahalah” kongkritnya seperti apa? Entahlah,ini sulit,(atau mungkin mudah bagi sebagian orang)nyatanya dalam keseharian saya dan kebanyakan orang yang saya lihat, pola-pola kesalahan yg sama terus berulang, semisal deadliner tugas, belajar sistem kebut semalam, atau dalam kegiatan organisasi yang kegiatannya selalu berulang , pola kesalahan yg berulang pun itu-itu saja.
Saya pun ga tau(atau belum tau) jawaban kongkritnya , cara mengurangi pola2 kesalahan ini, soalnya saya juga begitu,banyak pola-pola kesalahan yg saya ulangi,padahal saya tahu itu salah , apa mungkin karena sudah terbiasa, kita jadi menganggap kesalahan2 itu biasa2 saja yaa?haah, entahlah
Tapi, kalau kata salah satu dosen di kampus saya (saya lupa namanya), katanya sih kuncinya itu dokumentasi. Jadi katanya begini di bilang ke saya “jadi , dek, kamu tau ga perbedaannya, kenapa orang-orang barat sana cepat kemajuannya, dan mengapa kita lambat? Bukan, bukan karena otak-nya, wong kita sama-sama makan nasi sama roti ko,potensi pinternya sama ko,perbedannya mereka “jago” dalam hal dokumentasi di setiap kegiatan mereka, arsip2 kegiatan bulanan, tahunan mereka terkemas secara rinci, komperehensif, dan tersimpan rapih”
Tapi, di sini kita juga melakukan dokumentasi kan,semisal notulensi rapat yg harus ada saat evaluasi kegiatan. Yah, entahlah, mungkin, mungkin yaa, ada perbedaan kualitas pen-dokumentasian kegiatan orang kita dengan orang barat sana. Tapi saya belum tahu, soalnya belum saya telusuri lebih jauh lagi.
Kalau dari saya walaupun bukan jawaban kongkrit dan komprehensif, cara agar kita tidak seperti “pepatah si keledai” itu, ya mungkin saling ngingetin aja sih.tolong ingatkan saya juga ya
Firman Fakhri
Bandung, 24 November 2013
Labels:
Opini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar