Sudah hampir kurang lebih 5 tahun
rasanya, gitar berwarna coklat yang dibuat dari kayu rosewood itu menemani
hari-hari. Gitar klasik dengan 6 senar
nilon ini adalah hadiah dari orangtuaku saat menginjak usiaku yang ke 17.Teringat
idealismeku saat itu, bahwa aku bersumpah pada diri sendiri bahwa aku akan
menjadi pemain gitar klasik yang paling hebat , professional,paling terkenal,
yaah namun 5 tahun kemudian, saat ini, aku masih seorang pemain gitar amatir.
Ya, amatir, suatu kegiatan yang
dilakukan atas dasar kesenangan, atas dasar cinta, dan orientasinya bukan untuk
memperoleh uang atau nafkah. Semua gitaris terkenal professional pun ku rasa
berawal dari kata “amatir” ini, barulah dari kegiatan yang dia cintai ini, dia
bisa menghasilkan karya-karya yang bisa menghasilkan untuknya.dari amatir
menjdi professional.Eh tapi tunggu dulu, amatir pun tidak cukup, tentu saja
tetap harus ada latihan, komitmen, dsb nya lah kalau2 ingin menjadi seperti gilbert, satriani, budjana, tohpati ,
dll.
Aku ini masih seorang gitaris
amatir, pikirku, kalau aku niat, pasti aku sudah menyisihkan sebagian uangku
untuk les gitar, atau membuat jadwal, berlatih selama 3 jam sehari secara
otodidak.Namun, ternyata semua itu tidak kulakukan. Kenapa itu tidak kulakukan?
Yah , mungkin karena aku tidak benar-benar menginginkannya, atau aku tak tahu alasan
kuat kenapa aku harus melakukan itu (biasanya sih kita jadi lemah dan malas
kalau kita tak tahu alasan kenapa harus begini dan begitu). Motif itu penting.
Jadi, apa yang kuinginkan lebih
tepatnya? Aku tak tahu, aku hanya senang memainkannya. Walaupun kadang-kadang
dalam periode tertentu lagu-lagu yg kumainkan itu saja,sampai orang-orang
sekelilingku bosan mendengarnya, “stand
by me” nya oasis, “yesterday” nya beatles, “terlau manis” slank, “wonderful tonight”nya
Clapton, tapi cukup menghibur saat2 sepi , daripada melamun, dan sangat-sangat
mengibur di kala hujan atau malam hari.menurutku.
Intinya, terima kasih gitar ,
telah membantu membuat suasana di kos menjadi lebih ramai selama kurang lebih 4
tahun ini, terima kasih terhadap orang tuaku, terima kasih terhadap orang yg
telah menciptakan gitar,dan juga Terima kasih terhadap Tuhan karena telah
menciptakan semuanya, menciptakan manusia kreatif yg bisa membuat gitar,
menciptakan bahan-bahan dasar pembuatnya, dan juga menciptakan suara, nada, dan
musik, terutama bagiku, musik yang berasal dari petikan enam benang nilon itu.
firman fakhri
Bandung, 21 Oktober
0 comments:
Posting Komentar